Jumat, 17 Desember 2010

Lamunan Semut Kecil

gambar Google.
Ada beberapa manusia yang lupa akan dirinya seorang manusia, kenapa ya pa mungkin dia mirip hewan so pasti biarpun dia merasa kayak hewan dia tetap bermuka manusia. kategori manusia itu punya otak dan akal yang dapat di pergunakan tapi kenapa mereka malah membunuh sesama mereka, memeras dan melucuti siapa yang menurut mereka bisa menjadi bahan untuk mereka sendiri. Semuanya kebanyakan berhubungan dengan nafsu uang dan nafsu hati. nafsu uang membuat kejahatan karena selembar kertas atau koin yang sebenarnya bisa di cari dengan berusaha ke jalan yang halal dan mudah secara bersama-sama dan nikmati bersama-sama, nafsu hati membuat kejahatan karena orang-orang yang menyakitinya padahal kalau di balas dengan senyuman dan tidak di hiraukan sama sekali saya rasa bisa. tapi kenapa harus membunuh, memerkosa, melucuti, dan mencobak-cabik sesama mereka.siapa sebenarnya manusia ini.

Lamunan sang semut kecil
ALLAH menciptakan mereka untuk itu kah? kenapa kami yang cuman semut kecil yang kadang kala di injak oleh mereka tidak sebesar mereka? sebuah pertanyaan timbul pada otak kecil mereka dan melamun dalam batu kering di bawah pepohonan dan makanan di pundaknya. Mereka menjawab sendiri ketika melihat layar televisi yang selalu menayangkan berita kriminal. Mereka ketakutan dan melihat sesamanya dengan bertatapan mata dan menjawab sendiri pertannyaan yang mereka buat. Ah mungkin jika kami seperti mereka kami malah lebih buruk dari itu sambil melihat ke telivisi yang mereka lihat sebelumnya, dengan menundukkan kepala mereka berdoa " Ya ALLAH yang maha pengasih dan maha penyayang biarkanlah kami sebagai semut yang kecil tetapi kehidupan makmur, bekerja keras, gotong royong silaturahmi setiap langkah kami selalu terjalin janganlah kau berikan kami seperti manusia yang membunuh sesamanya, menyiksa sesamanya" amin.. 

gambar 2. google.
Semut kecil yang bermasyarakat itu bangga akan dirinya dan karunia ALLAH kepadanya biarpun mereka kecil tapi hidup mereka selalu bahagia tidak ada tekanan pada mereka sedikitpun dalam dunia. Pemimpin yang bijaksana dan bisa mengatur mereka selalu bangga akan mereka, biarpun manusia dengan sengaja menghancurkan mereka dan tertawa terbahak-bahak dengan kesabaran mereka pindah dan rukun kembali. hancur itu bukan berarti mati itu lah pendapat kami sebagai semut. Ada kala kami berpesta karena keluarga kami makin bertambah, ada kala kami bersedih karena negara kami hancur, itu bukan menjadi alasan kami sebagai semut sikap patriot selalu kami bubuhkan di dalam hati. kesetian kami untuk negara selalu kami bangun dalam jiwa kami. Bersyukurlah kami sebagai semut kecil dan tidak menjadi manusia. Dengan bangga mereka melihat  melambaikan tangan dan mengatakan satu hal Selamat Tinggal manusia jadilah kamu sebagai manusia dan mudah-mudahan kamu menjadi semut. mereka tertawa terbahak-bahak dan kembali ke negara mereka dan bekerja kembali.



Sungguh menyedihkan manusia untuk membangun negara aja harus dengan perkelahian, apa lagi membangun masyarakatnya. siapa yang benar dan siapa 
yang salah kita hanya bisa melihat dan cuek dalam hal itu.serta berserah diri kepadanya, tundukan kepala dan berkata "Aku lagu aku keta ko lagu ko" ah jawaban yang terpancar dengan raut muka yang sia-sia. itu lah kenyataan mari kita 
renungi bangun negara mu dari hal yang terkecil dan mudah-mudahan bisa menjadi besar kelak.





Tangkahan Resort



Rabu, 15 Desember 2010

Tarian Untuk Sang Raja ( Modifikasi Tari Guel)

cerita ini hanya piktif belaka yang saya ambil dari sebuah tari kesenian gayo yang zaman saya masih kecil pernah saya ikuti dalam acara penjemputan tamu istimewa. Jadi salah satu dari pelatih kami yaitu bapak Yunadi ingin membuat sebuah cerita di dalam tari ini nah ceritanya seperti ini.
Seorang Raja dengan penasehatnya serta prajurit-prajuritnya datang menuju Istana, sebelum mereka memasuki Istana ada beberapa dayang-dayang dari kerajaan menyambut mereka dengan tarian, kemudian anak gajah datang dan ikut menari bersama dayang-dayang kerajaan sembari mendengar dentangan gendang yang berbunyi. seketika induk gajah yang mempunyai telinga yang besar datang dengan badan tegapnya. Sang anak gajah serta dayang-dayang berhenti menari, Induk Gajah terbangun dari tidurnya seakan dia marah serta mengadili Raja dan timbul beberapa pertanyaan pada tatapan matanya, Siapa kalian? Kenapa kalian berani datang ke Tanah Saya? Apa tujuan kalian?.

Raja membusungkan badannya dan menjawab semua pertanyaan sang Induk Gajah, seolah sang Raja menjawab kami kemari bermaksud baik tidak ada niat untuk mengusik. Induk Gajah menghampiri sang anak dan menyuruh mereka kembali menari bersama dayang-dayang. kemudian sang induk Gajah menundukkan kepala pada sang Raja, seakan Raja menaiki pundaknya dan di antar ke istana kerajaan dengan hormat. induk gajah bersama anak dan dayang-dayang menyambut kedatangan Raja dengan Hormatnya. dan meninggalkan sehelai kain yang sangat di sayangi induk Gajah dan Tidur kembali.

Terbentuknya sebuah seni tari itu berdasarkan cerita,  jadi ketika kita menari ada cerita yang terkandung di dalamnya, menurut saya bapak yunadi itu benar biarpun kita memodifikasi sebuah tari buatlah cerita di dalamnya. seperti yang saya contohkan dia atas itu adalah sebuah modifikasi tarian Tari Guel yang kami buat dulu semasa saya masih sekolah tingkat SMP.

Kenapa saya mebuat postingan ini alasannya zaman kita sekarang banyak saya rasa penari yang hanya menari dan memodifikasi tapi tidak tau cerita dalam tarian kemana. Karena tarian itu mempunyai dasar-dasar tertentu bukan hanya asal di buat, begitu menurut pendapat bapak Yunadi tetangga saya. sebelumnya saya minta maaf kalau cerita saya ini salah. pendapat semua orang itu berbeda-beda. Pemahaman saya ini berdasarkan seorang penari tahun 70 an yang saya kenal sebelumnya. 



Azhari (Bujang Gelana)




Alpian 


Afrizan Sardi

Sabtu, 11 Desember 2010

Kecerdasan Seorang Kakek


Hallo kawan-kawan seperjuangan yang saya sayangi, disini saya sedikit cerita seorang kakek pendiam yang setiap harinya kini duduk di gubuk tua di pinggir jalan (pos kamling). Cerita ini mempunyai makna yang banyak tentang pencarian jodoh yang cerdas, shaleh dan pintar baik itu untuk laki-laki maupun perempuan. Kisah ini saya awali ketika saya  berada dalam tahap pertama di bangku perkuliahan sewaktu liburan semester dan tempatnya di Kebayakan Jongok Bathin di kampung kelahiran saya.
Ada seorang kakek tua yang kehidupan sehari-harinya di masa itu cuman duduk di pos kamling (gardu) dengan sebilah kayu dan pisau di tangannya. Hal yang biasa saya rasa karena itu sudah menjadi kegiatan orang tua ini setiap harinya itu pun saya tau setelah saya mempertanyakan kepada ibu dan bapak saya. Orang tua ini mempunyai kebiasaan itu setelah di tinggalkan oleh sang istri beberapa hari sebelum hari libur di kampus saya. Dia mempunyai dua orang anak dan kini keduanya sudah jauh merantau hingga anak-anaknya lupa pada bapaknya, itu menurut pemikiran dari masyarakat sekitar kasian kakek ini. Akan tetapi di balik diamnya kakek ini ada beberapa ilmu yang sangat-sangat saya kagumi hingga saat ini yaitu suaranya yang merdu ketika dia bersyair di pos kamling ini, dia bahkan seorang muadzin di menasah kami, imum shalat ketika berjamaah, seorang yang sabar akan apa yang di uji oleh Yang Maha Esa kepadanya dan bertambah lagi ke kaguman saya ketika dia menceritakan kisahnya dengan sang istri yang duluan meninggalkannya, begini ceritanya.
Suatu hari air hujan membasahi bumi dengan lebatnya, awan-awan  gelap pun seakan menutupi cahaya di hari itu, gemuruh petir angin semuanya ikut-ikutan seolah-olah lagi berpesta di tempat itu. Saya dengan seorang teman saya baru pulang shalat berjamaah di mushalla kampung saya. Ketika pulang hujan lebat membasahi bumi kami berteduh di pos kamling tempat kakek yang lagi membuat pegangan untuk cangkul ( ger jelbang)  dalam bahasa gayonya. Disini kami berteduh dan menyapa si kakek tua dengan senyuman, tapi si kakek hanya diam dan lagi asyik dengan pahatannya dan berada tepat di depannya api unggun untuk menghangatkan badanya. Otomatis kami tersipu malu dengan sambutan si kakek tua. Tapi tanpa ragu-ragu saya duduk di sebelah sang kakek sambil mendekatkan kedua tangan pada api di depannya. Sejenak hening di saat itu yang terdengar cuman hembusan angin dan suara hujan di atap gubuk itu. Sesaat saya melihat muka sang kakek dan melihat pahatannya tapi sedikitpun tidak ada kata-kata yang keluar dari kakek ini.
Seketika saya memberanikan diri bertanya pada sang kakek dengan rasa canggung karena baru pertama jumpa sama orang tua yang cueknya minta ampun.
“dingin harinya kek ya” ( sejuk lo ni wan ge)…..?!! tanya saya
            Kakek diam dan tersenyum seolah-olah dia tidak menghiraukan saya. Sejenak keluarlah kata-kata dari mulutnya yang rasanya sakit kalau mendengarnya, dengan muka cueknya si kakek menjawab pertanyaan saya,
” Takengon mana pernah panas”(Takengon lo penah porak)!!...
Sepintas kalau di pikir sih benar tapi yang namanya darah muda emosi tinggi. Mukanya cuek makanya saya sebel kawan saya bukan mendukung malah cengengesan ngetawain saya. Saya tantang si kakek saya diemin aja seolah-olah dia ga ada. 

Beberapa menit dari situ akhirnya si kakek nyerah juga ternyata dan memulai pembicaraan,
“Dari mana kau ga pernah nampak”., ( ari si ko gere penah teles),,,,?!!
“ di medan aku kek”., ( I medan aku wan).,.,., jawab saya.
“Ngapain di medan”.,(Mune I medan)???
“Kuliah kek”.,..(kuliah wan)
“kuliah apa”.,.,(kuliah hana).,.,??
“”Jadi guru kek”( mujadi guru wan)hehehe
Akhirnya lama kelamaan cerita kami mulai nyambung  dan panjang ada juga lawakknya, dan kakek bercerita tentang mencari pacar dan mencari orang yang cerdas dan shaleh. Memberikan pelajaran-pelajaran pada kami ketika kakek mencari pasangan hidupnya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bodoh pada incaran-incarannya.Ada beberapa pertanyaan yang saya ambil dan sampai kini saya masih ingat akan pertanyaan itu. Ketika kamu berjumpa atau lagi PDKT bahasa sekarang pada seorang anak perempuan berikan pertanyaan ini:Hai cewek, apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?? (Heh beru, enguk ke ko emen ko aku nye ko pe ku emen) ?? seketika kami ketawa berdua dan kakek itu tersenyum.
Selanjutnya kakek itu menunjuk sebuah pohon jambu yang hampir mau di panen tapi belum bisa di makan dan membuat pertanyaan lagi, menurutmu, buah jambu itu sudah di makan oleh pemiliknya atau belum??.,(menurut mu, uwah jamu oya nge I pangan jemae ke atau gilen)..?? kami hanya tersenyum takut kalau si kakek cemberut lagi.
Selanjutnya ketika ada seorang yang meninggal dan di bawa kekuburan tanyalah, apakah di dalam keranda itu masih hidup atau sudah mati?? ( si wan kerne aa murip ke ilen atau mate)?? Aneh kan kami ngerasa pertanyaan itu ga nyambung dalam otak kecil kami, kami melencutkan kening barulah sang kakek ketawa, dan mengatakan kalau kami bedua ga cocok jadi mahasiswa, kami tersinggung dong ya jelas kami tanya maksud kakek apa.
Kakek memberikan jawaban dari pertanyaanyaJawaban yang pertama si kakek menjelaskan maksudnya  Hai cewek, apakah kau bisa membawaku dan aku membawamu?? Maksudnya adalah apakah kita saling berbincang-bincang sehingga bisa membawa kita pada suasana yang lebih akrab.
Yang kedua menurutmu, buah jambu itu sudah di makan oleh pemiliknya atau belum??.,maksudnya adalah apakah pemiliknya sudah menjualnya ketika sebelum di panen atau belum jika sudah pasti pemiliknya mempunyai uang untuk kehidupan keluarganya dan di sedekahkan pada orang lain.
Yang ke tiga apakah di dalam keranda itu masih hidup atau sudah mati?? Maksud dari pertanyaannya adalah apakah jenajah itu memiliki anak yang bisa melanjutkan perjuangannya atau tidak?? Akhirnya kami mengerti dan mengangguk-anggukan kepala dan menggaruk-garuknya layaknya orang bodoh yang baru kejebak pertanyaan. Di balik diamnya sang kakek rupanya mempunyai ilmu yang sangat besar itulah kelebihan sang kakek yang di berikan ALLAh kepadanya. SALUTTTT.

Kamis, 09 Desember 2010

Asal-asalan (Melepas Dahaga Dihati)


Hai kawan-kawan jumpa lagi ni sama manusia yang baru belajar buat catatan hahaha.. kini saya harap cerita ini bisa menjadi kesan dan pesan tersendiri untuk kita semua yang baca catatan ini pastinya. Kini saya ingin cerita masalah yang hampir setiap harinya saya lakukan saat ini, selain kuliah, jalan-jalan, ada acara masak-masak juga loh, maklum lah ank Kos  bisa di bilang menghemat dan penghematan. Dan bisa juga untuk pengalaman ya mudah-mudahan bisa menjadi khikmah di lain hari.
Nah sekarang saya mau bagi-bagi pengalaman ni tentunya dalam bidang masak-memasak, saya rasa zaman sekarang wajar lah ya kalau seorang anak laki-laki tangguh seperti saya masak. (anggap wajar aja deh hahaha) ada sebuah masakan tradisional yang saya suka dan maskan itu selalu saja mengingatkan saya dengan ibunda tercinta saya dirumah, pa lagi masakan ini sering saya buat beserta keluarga untuk bakal di kebun yaitu Masam Jing (asam pedas). Kalau kawan-kawan rindu dan kangen sama keluarganya masaklah masakan yang sering di kerjakan atau di masak oleh orang tua kamu di rumah..yah mudah-mudahan kangen di hati bakalan hilang khususnya untuk anak perantauan seperti saya.

 Cerita sedikit tentang asam jing ya,. Masam jing atau asam pedas merupakan salah satu masakan khas keluarga saya, di campur ikan asin atau depik kering yang di goreng dengan renyahnya membuat lidah saya begetar un\tuk mencicipinya. Nah maka itu saya mempelajari masakan ini, di sampimg itu masakan masam jing ini adalah sayuran yang bisa menghangatkan badan apa lagi di kota dingin tanah kelahiran saya di Takengon. Di sana hampir setiap keluarga sudah pernah menyantap asam jing ini, dan mungkin kawan-kawan yang berada di kota-kota lain bahkan provinsi mana pun sudah mengenal akan masakan ini yang sering di sebut dengan asam padeh, atau sejenisnya lah.(maaf kalau salah).
 Oke kawan-kawan maaf  ya kalau cerita ini pendek sangat yah cuman segitulah yang bisa saya ceritakan untuk saat ini. Harap mak lum aja kita semua lagi belajar ni. Demikian dulu ya.. salam terakhir dari saya (I Love You Full)







Jumat, 03 Desember 2010

Kenangan Massa Kecil Ku

Hai….!!  mau cerita sedikit ni tentang kehidupan masa kecil yang di penuhi dengan pikiran-pikiran jahil pastinya, yang ingin saya tuangkan dalam cerita ini. Mudah-mudahan bisa terhibur dan sedikit agak menggelitik hati untuk di baca.
Masa kecil masa yang bebas menurut saya, bebas dalam arti kata ada batasannya sih. Kenapa?! Karena di masa itu tidak ada yang kita pikirkan selain bermain dan senang-senang, juga indah untuk mengenang di saat ini, saya rasa kita semua sudah merasakan hal itu pastinya dan  ada hal yang menarik pada semua orang di masa kecilnya. Nah kalau masalah tugas sekolah, pekerjaan rumah ga da komentar lah siap ga siap itu urusan belakangan yang penting bermain dan selalu bermain benar kan. Segala jenis dan bentuk permainan sudah kita lakukan di saat itu, baik itu yang di gemari atau hanya mengikuti saja karena bosan dalm permainan itu-itu saja.
Nah sedikit cerita-cerita ni masalah permainan, kalau saya liat sekarang permainan yang ada di tempat kami dulu sebenarnya ada juga di tempat lain dan mungkin cara memodifikasi permainannya dan namanya aja yang berbeda. Ada beberapa jenis permainan contohnya: Bak Uo (Batu yang lebar melawan kelereng), bermain Tinnnn (sebuah permainan beregu melawan satu orang dengan sembunyi dan mencari di barengi dengan mengatur Batu yang lebar), main Asinn atau biasa di sebut dengan permainan Galasin, kelereng saya rasa sudah lumrah, karet gelang, gambar animasi, ludo,  dan banyak lah yang jadi hiburan di masa itu.
Kalau pun di kampung kami yaitu Takengon paling di tambah dengan berenang di Danau Laut Tawar sambil melihat keindahan di sekitarnya, yang pasti sekalian  mencari kebutuhan pokok sambil membantu orang tua di dalam keluarga setidaknya mencari ikan-ikan kecil untuk bekal di bawa pulang sebagai modus juga sih  agar tidak di repeti sama bapak dan ibu di rumah. Di Takengon  ikan sering di sebut dengan GULE. Ada banyak bentuk dan macam ikan di danau tersebut seperti Memin (kerang), Depik (nama ikan yang hanya ada di Danau tersebut), Jaher (ikan Nila), dan katanya ada lagi ikan Bawal atau Ikan Mas yang paling besar orang-orang sekitar sering menyebutnya dengan nama CRASKAP Besarnya bisa mencapai sebesar sampan bisa di bayangkan kan.  .
Kalau di perhatikan cerita di atas hanya sebagai selingan maklumlah baru belajar coret menyoret nih. Ada suatu hal yang mungkin menggelikan bagi saya untuk mengingatnya. Cerita ini sebenarnya agak berbau jorok sih tapi jangan berpikir negative dulu. Begini dulu kami punya sebuah geng kampung yang sebenarnya bukan geng sembarang geng, hanya saja geng ini khusus untuk bagian masalah jahil-menjahili,. Ada seorang kawan yang suka menjahili orang yang gi buang hajad di kamar mandi umum yang letaknya ga jauh dari mushalla yang kami huni setiap harinya untuk tempat berkumpul. Si kawan sering ngerjain kita-kita ketika buang hajad di kamar mandi ini. Suatu ketika dalam waktu bersamaan salah satu dari geng kami  beserta orang tua kebelet untuk ke kamar mandi ada tiga kamar mandi sedangkan yang terisi ada dua dan salah satunya berisi kawan geng dan satunya gi berisi si orang tua. Seketika yang suka ngejahilin datang dan menanyakan keberadaan si kawan yang lagi buang hajad. Kita buat aja namanya si Jahil (nama samara).
Jahil,,, “kemana kawan kita satu gi”?(kusi pong  te sarami)
Salah satu dari kami menjawab,,” lagi jongkok tu”,,, (tengah cemengkong one).
Jahil,,, “di mana posisi si kawan yang lagi menikmati ketenangannya”?!!!
(isi posisi ni pong a kayake tengah nikmat pedeh ya)….
Serentak kami menjawab…” di sebelah kiri” !! (semelah kiri aa)
Sedangkan kami tau kalau posisi si kawan berada di sebelah kanan dan posisi si orang tua berada di sebelah kiri.
Dengan sigap si kawan mengambil kayu untuk mencolek si kawan dari pintu yang atasnya terbuka layaknya kamar mandi di kampung kecil lah. Dengan muka bangganya si jahil menghampirinya sambil cengar-crngir sendiri, seolah-olah sasaranya tepat pada tujuannya. Tanpa habis piker si Jahil memasukkan senjatanya yang berupa kayu di lubang pintu serta  mencolek si orang tua yang di kira temannya. Beberapa saat kemudian si orang tua teriak histeris dan keluar cepat-cepat dari huniannya dan bersiap untuk mengejar si jahil. Si jahil tanpa tau apa-apa sebelumya melihat kalau dia berada dalam hal yang salah dan sedang di jahili.  Dengan sigap dia berlari layaknya Spider Man yang lagi meloncati pagar tanpa ada hambatan dan rintangan, sungai yang lumayan lebar dia lompati, sawah-sawah di sekitar mushalla di lewatinya tanpa ada beban sedikitpun  berada dibelakangnya seorang musuh yang membawa senjata laras panjang atau tongkat kayu yang mencolek dirinya yang di rebut dari tangan spiderman yaitu orang tua yang melipat kain sarungnya setinggi lutut dan berlari mengejar si jahil.
Yang bikin menggelikan sebenarnya orang tua ini adalah bokap si jahil yang lagi jongkok menikmati dan menghayal, seolah-olah ga ada beban dalam hidupnya. Seketika kami berlari dan terbahak-bahak melihat tingkah laku si kawan yang lagi di kejar  bopaknya sendiri sambil meminta tolong pada orang di sekitarnya karena ulahnya yang melewati batas. Akhirnya si jahil menyerah karena kelelahan. Kalau di pikir-pikir untuk apa sebenarnya si bapak mengejarnya dia kan anaknya kalau ga jumpa di jalan  ya di rumah masih bisa kan meluapkan kemarahannya. Tapi kalau di pikir-pikir lagi mungkin si bapak dah terlanjur malu karena perbuatan anaknya.
Dalam beberapa hari si Jahil tidak pernah nampak batang hidungnya. Kabar punya kabar si jahil lagi di hukum di rumahnya dan tidak di izinin keluar sama orang tuanya, kasian dia saat itu tapi bisa menjadi pelajaran untuk dia nantinya, judulnya senjata makan tuan nih
Lama kelamaan si jahil muncul kembali di permukaan, dengan muka yang malu dia menghampiri kami seperti biasa di tempat peraduan mushalla kesayangan  dia mengaku tobat dengan perbuatanya biar pun masih ada sedikit hal-hal yang jahil di otaknya dan mungkin kini dia selalu kami juluki dengan nama Kader agak mirip sih mukanya.   memang kehidupan yang sangat menyenangkan. sekian dulu ya ceritanya  
Sebenarnya masih banyak sih cerita-cerita yang ingin saya tuangkan tetapi saya rasa cerita ini dulu lah untuk pembuka Posting saya, I LOVE Masa Kecilku.

Rabu, 01 Desember 2010

KEPRIBADIAN DAN ASPEK BIOLOGIS


Kepribadian tak dapat dilepaskan dari aspek biologis yang berfungsi, misalnya adanya tangan dengan ibu jari yang dapat dipertemukan dengan jari-jari lain, mekanisme pendengaran, penglihatan, dan sebagainya, dan berbagai organ  lainnya. Kelakuan hanya mungkin dalam organisme yang hidup. Adanya organisasi untuk pengindraan serta sistem saraf yang merupakan syarat mutlak untuk belajar dengan menangkap, mengolah perangsang-perangasang dari luar serta menyimpannya. ‘
Lingkungan alamiah seperti iklim dan faktor-faktor geografis lainnya memberikan tempat dan bahann yang perlu bagi kehidupan seperti oksigen, bahan untuk produksi bahan makan, hujan, matahari, dan sebagainya. Demikian pula adanya alat-alat, transportasi, perumahan, pakaian, dan sebagainya hanya mungkin karena alam memberikan bahannya.
Lingkungan alam merangsang bentuk kelakuan tertentu, seperti laut untuk menangkap ikan, berlayar, berdagang, padang rumput untuk beternak, dan sebagainya, walaupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi orang dapat melepaskan diri dari pengaruh lingkungan dekat.