Selasa, 29 November 2011

menunggu masa depan

ketika semua berjalan lancar
tetapi ada kata menunggu di dalam diri
ketika cahaya mulai bersinar
kini tersapu karena embun di malam hari

adakah naungan harimau
sehingga ku takut untuk memulai
bisakah aku menjalani dunia mu
kehidupan yang berarti yang selalu ku jalani

aku adalah manusia penunggu
yang selalu menunggu
tapi takut untuk melangkah
sepatah demi sepatah

ini bukan bumi ku yang ku damba
tapi ini adalah khayalan ku yang selalu ternganga

gere ke kenak mutaji
kurik si tengah mude
ke gere mu jadi 
nti ulak mule

kata-kata itu yang membuat hati
semakin tegar melangkahkan kaki
menyapa hidup ke masa depan


semangat.... semangat...semangat

Kamis, 03 November 2011

LOVE AND ROY



Suatu ketika seorang pria dengan badan sedikit tinggi berpenampilan sederhana pendiam dan agak sedikit cuek dengan lingkungan sekitar. Dia adalah mahasiswa sebuah kampus yang cukup ternama di kota ini. Kota ini cukup di kenal oleh setiap daerah khususnya para perantau-perantau muda yang ingin belajar mandiri dan jauh dari orang tua, yang seakan semua bertujuan untuk menjadi seorang sarjana dengan berharap akan memikul semua tanggung jawab orang tua kelak, serta mendapatkan pengalaman yang lebih. 

Mahasiswa ini kita beri nama Roy, seorang perantau di kota besar dari negeri pelosok kota Takengon. Akhir-akhir  ini roy hanya sering  bergaul dengan teman-teman seperjuangannya dari Takengon, roy seorang olahragawan yang cukup berbakat dalam bidang basket ball, suka dalam musik tapi semata-mata hanya untuk menghibur diri sendiri. Itu semua hanya selingan semata baginya dalam hatinya hanya bertekat untuk menyelesaikan kuliahnya dan kembali dengan mengangkat nama sarjana, kini roy berada pada semester 7 yang sebenarnya mempunyai tugas untuk praktik mengajar di sebuah sekolah yang cukup jauh dari pinggiran kota mentropolitan ini. 

Disini inti ceritanya, dari kecuekan Roy sebagai pria sederhana dan mengalami perubahan lingkungan yang cukup drastis. Karena sebelumnya Roy sudah mulai merasa nyaman dengan tempat tinggal yang di tinggalkannya sebelum pergi ke tempat ini, serta teman-teman baru yang sama sekali belum pernah ia kenal sebelumnya tapi kini bergabung dalam sebuah kelompok mengajar dengan berada pada jurusan dan tujuan masing-masing. 

Singkat cerita, dalam kelompok ini ada seorang gadis yang agak bawel cerewet dan agak membingungkan bila ngomong. Berada pada universitas yang sama tetapi jurusan yang berbeda dengan roy, kita beri dia nama Tari. Tari ini adalah seorang gadis bersuku yang sama dengan roy akan tetapi tari lahir di provinsi lain di luar pulau.Tari seorang gadis bawel, suka berteman, tidak egois dan berpenampilan piminim. awal mula roy dan tari berjumpa ya di kelompok ini, Roy agak sedikit bingung dengan kedatangan wanita ini. Dengan Roy yang orangnya cuek dan pendiam bisakah berteman baik dengan wanita yang cukup rame ini pikiran itu sesaat timbul jika roy memandang tari berbicara dengan teman-teman yang lain dengan muka yang mengkerut setiap saat dan pandangan sinis kepada Tari. Tapi yang namanya cuek si Roy hanya terdiam, bahkan untuk menegurpun dia malas. 

Di belakang ternyata Tari juga bingung melihat Roy bahkan Tari juga merasa aneh karena sikap Roy yang selalu menyendiri dari teman-teman lainnya. Ternyata Tari memberanikan diri menyapa Roy yang lagi duduk di sebuah sofa.

Tari : Hey!!! Kenalkan, Tari?? Sambil memberikan tangan..
Dengan mata yang agak sinis, Roy meraih tangan Tari,
Roy,,? Sambil tersenyum.. dengan cueknya.
Tari merasa heran sejenak dan membalas senyuman Roy dengan tenangnya. Tari duduk sambil melihat kertas coretan Roy dan sebuah tulisan kaligrafi yang semula Roy tulis sesaat sendiri sambil mendengarkan Mp3 kesukaanya.
Tari : lukisannya bagus!! Tari memulai pembicaraan,
Roy : Makasih,,,
Jurusan apa??,, “ tanya Tari”
Olahraga,,, Jawab Roy
Roy : kamu??? ,,  tanya roy kembali sambil menyelesaikan kaligrafinya…
Tari: Bahasa., jawab tari tersenyum, tetapi senyum itu di abaikan Roy.
Setelah pembicaraan ini mereka terdiam sejenak sambil memikirkan pertanyaan-pertanyaan apa yang ada pada otak kanan mereka masing-masing.
Tari : Suku apa…?

Tanpa ada jawaban Roy pergi dari tempat duduknya dan keluar untuk mencari kontrakan yang saat itu belum juga ketemu, sementara mereka tinggal di rumah seorang guru bidang study di sekolah yang mereka tempati untuk melakukan  praktek mengajar mereka.
Tari cukup heran melihat ekspresi Roy yang meninggalkan perbincangannya tanpa ada respon atau pamitan sedikitpun. Tapi dalam gejolak hati Tari bingung bahkan penasaran dalam menghadapi roy yang cueknya minta ampun. Selama ini orang-orang bisa menerima Tari karena ramah-tamahnya tapi roy sebagai pengalaman pertama Tari di cuekkin segitunya. Dalam hati Tari dia bisa melumpuhkan Roy pastinya.

Setelah keesokan harinya kontrakan mereka temukan dan tidak jauh dari sekolah yang mereka akan ajarkan. Tak disangka semua kelompok bergabung dalam rumah kontrakan ini, tapi tidak untuk Tari dan ke dua temannya. Mereka berada jauh dan menginginkan untuk tinggal bertiga saja tapi tidak berkelompok seperti Roy dan kawan-kawan lainnya.

Hari berganti hari roy yang semula kaku untuk mengajar kini sudah terbiasa dengan siswa-siswa lainnya. Bahkan sudah semakin akrab dengan teman-teman yang lain tapi tidak untuk Tari, bukan karena benci tapi mungkin karena Tari agak bawel dan susah untuk di ajak ngomong. Yah yang namanya Roy juga cuek habis kadang-kadang sering bengong sendiri sambil membaca atau menulis. Sepulang dari sekolah ketua kelompok memberikan informasi untuk rapat dengan masalah pembiayaan rumah kontrak serta pemberitahuan untuk pengumpulan uang kas untuk keperluan sekolah.
Andi ketua dari kelompok ini menemui Roy untuk membahas semua tentang permasalahan itu, Roy seolah-olah tak peduli apa-apa cuman menganggukkan kepala. Dan menerima semua apa keputusan dari forum tanpa komentar sedikit pun. Setelah beberapa menit selesainya rapat baru lah timbul si bawel Tari yang saat itu lagi sibuk dengan cuciannya, itulah alasan Tari kenapa terlambat dalam mengikuti Rapat sebelumnya. Tari tidak tau apa keputusan Rapat sebelumnya dan menanyakan pada Andi, serasa tak dihiraukan Tari kesal dan ngambek dengan tingkah Andi. Selanjutnya Tari melihat Roy duduk sendiri bersandar di tiang rumah sambil mendengarkan lagu (Resam Berume)song Gayo, Tari memberanikan diri untuk menanyakan hasil rapat itu pada Roy.Tari memasang rencana agar perbincangan kali ini cukup lama dengan otak cerdas Tari, seketika Tari ke dapur untuk mengambil sebuah gelas yang berisi minuman Teh manis hangat yang akan dia suguhkan pada Roy yang lagi duduk sendiri. 

Tari : Minum Roy,,
Roy terkejut melihat tingkah Tari seperti biasanya..
Roy : Makasih,, napa? Tanya singkat Roy
Semenjak jumpa rasanya kita jarang ngomong,,? sambet Tari dengan pertanyaan panjang
Perasan mu saja.. mang da masalah apa? Tanya roy
Tari terdiam serasa heran dan bertanya-tanya dalam hati,”anak ini kok lama-lama makin ngesalin sok Kull banget sih loh”
Begini tadi hasil rapatnya gimana? Tanya Tari serasa sebel
Roy Menjelaskan seperti yang di jelaskan andi sebelumnya, dengan sesingkat-singkatnya.Tari tersenyum dan ngerasa lucu menahan ketawa karena jarang-jarang ngelihat Roy ngomong panjang seperti itu, dia mendengarkan penjelasan Roy sambil mengerut-ngerutkan keningnya. Roy terdiam dan berhenti sejenak melihat ke arah Tari, Roy ngerasa ada hal yang aneh dengan senyuman Tari.

Kenapa kok senyum…? Tanya roy dan memutuskan penjelasannya tentang hasil rapat sebelumnya.
Eemmm maaf, bukan maksud.!!! Suara tari terpotong karena Roy berdiri dan pergi.

Tari berhenti tersenyum, dan merasa kalau Roy marah atas kelakuan tari yang cuman tersenyum dan meminta maaf.Selanjutnya Roy pegi ke kamar menyendiri seperti biasanya tanpa pamitan dan pergi, padahal dia meminum teh buatan tari cuman seteguk saja.
Dengan muka memerah Tari juga pergi seolah-olah tidak terjadi apa-apa, di pikiran tari hanya terniang. Kenapa dengan dirinya rasa penasaran ingin tau semakin menggebu-gebu, apa yang membuat Roy sebegitunya. Apa aku punya salah, 
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar teriakan dua orang gadis menghampiri ternyata teman-teman tari berlari menghampiri. Mengajak Tari ke suatu tempat yang sangat di senangi Tari Toko pakaian.
Sibuk-sibuk mikiri roy yang tak seberapa mending belanja..

Come on….?
Nah bersambung dulu ntar tunggu bab 2 nya ya hahahahahaha…
Oke trimakasih..
Asyiknya nge jomblo bisa mengingat kenangan-kenangan silam...
Banyak pastinya kata-kata yang amburadul maaf ya, cerita ini ada unsur cerita pribadi di dalamnya. Jadi sekalian ngepost editan potosopnya sekalian buat cerita dah