Senin, 16 September 2013

Pesan Cinta Penjaga Hati

Tak ku sapa mentari
apalagi rembulan yang datang dengan hujan di hari ini
ia datang lagi dan lagi
di saat senja yang tunggu indah pelangi
ia pun sembunyi
malam ini hanya ada jangkrik-jangkrik ketakutan dan kedinginan
dan katak-katak itu bernyanyi riang hati
dan di balik daun-daunjati yang lebar itu
si burung hantu ketiduran
menunggu teman bernyanyi hingga dia sadar
pagi yang akan menyapanya nanti (Marlina)

jika kehidupan di ibaratkan sebuah lagu,
maka kamu adalah lirikdan nada-nada
yang membuatnya menjadi sempurna (Annice)

kalau kamu memang sayang sama seseorang
ingat saat dia menyayangimu juga
bukan membenci dia
karena dia gak bisa menjadi milikmu (Nechi Chen)

carilah lelaki yang mau mendidik
dan carilah wanita yang mau di didik
tips uje dalam mencari jodoh (Hari ari turki)

saat air tumpah rua dari langit
terkoyak awan gelap pekat
di ujung pinggir jalan
gadis berwajah molek berdiri kaku
di bawah naungan payung hitam (agus mahya)

hanya waktulah yang tau
berapalah nilai sesungguhnya dari cinta itu
(iwan laskar gayo)

pesan cinta ini aku pungut dari cerita-cerita teman-teman yang mencurahkan isi hatinya melewati status kecil di dalam cerita handpone nya..

Senin, 01 Juli 2013

Peralatan Zaman


Hai para blogger-blogger sejati, penghuni yang ga pernah tampil lagi kini kembali dengan tulisan yang jelek hahaha.. oya kini Hary arijoba pengen membawa teman-teman sekalian mengenal peralatan zaman yang masih terpakai di rumah, mungkin sebagian orang yang masih memakai peralatan ini karena pengaruh peralatan-peralatan modern yang bisa di bilang peralatan tradisonal peninggalan di zaman penjajahan yang masih kita pakai di dalam rumah. Sekalian mengenal budaya, juga bisa sekalian bersih-bersih rumah, oke kita mulai dari bagian gudang rumah.

Diantara debu-debu yang kelabu, saya menemukan satu bentuk peninggalan zaman yang menurut saya masih banyak di gunakan kalangan masyarakat di kampung ini tikar/alas kertan. Tikar/alas kertan  ini dibuat dari tumbuhan kertan ( yang sering kita jumpai di bagian rawa-rawa). Yang di rajut dengan tangan-tangan ahli di masa gadis-gadis zaman penjajahan belanda kalau sekarang mungkin sudah menjadi nenek-nenek,alas biasa di gunakan untuk tikar atau untuk tempat tidur (kasur) di masa itu. Alas ini sangat di gemari oleh masyararakat karena kehangatannya, ada yang bilang bisa membagi iklim, kalau cuaca panas dia menjadi dingin begitu juga sebaliknya kalau dingin menjadi panas. Kata orang sih. 
Ada beberapa bentuk alas kertan yang sebagian perbedaannya hanya dari ukuran dan bentuk sulamannya antara lain:
1. Alas Tetopang  bentuknya kecil seperti sajadah bentuk sulamannya sama dengan alas belintem poto di bawah.
2. Alas Belintem bentuk tikarnya berwarna warni dan sulamannya tidak teratur.
3. Alas kolak bentuknya lebar seperti tikar pelastik tapi tidak mempunyai sambungan.
4. Alas kertan bentuk serta lebarnya berubah-ubah tergantung keinginan penyulam.
5. Alas Bujang bentuknya persegi panjang yang kira-kira ukurannya antara 1.5 m dan panjang  5-6 m. atau lebih.

Nah teman ini ni saya cuman bisa memberi sample  alas belintem dengan alas kertan saja.

Alas Belintem
Alas Kertan         


























Setelah itu saya juga sempat menemukan yang saya kira juga di buat pada masa dahulu ternyata ini di buat baru-baru ini oleh ibunda tercinta tapi jangan salah teman ini juga bentuk salah satu peralatan dapur yang di pakai dulunya untuk menyimpan garam, terasi, bawang merah, atau apalah yang berbentuk untuk menu masakan, namanya Bojok, ni potonya..
 
Bojok
 
Bojok ini terbuat dari buah labu yang di ambil biji-bijinya dan di buat lobang serta di keringkan pada waktu yang cukup lama. sebenarnya bojok yang asli tidak mempunyai lobang-lobang kecil seperti di atas hanya lobang besar yang di pakai. masalahnya kenapa poto di atas ada lobang-lobang kecilnya kata ibunda tercinta ini mau di pakai untuk pot bunga,  Ckckck Penyalah gunaan peralatan.

Di antaranya saya juga menemukan satu sendok buatan paman saya dulunya untuk menanak nasi, yang tempurungnya terbuat dari batok kelapa, atau orang sini sering menyebutnya dengan Senuk Kero apa ini juga buatan orang dulu  atau jenis peralatan tradisional saya juga kurang tau tapi poto aja dah. 

Senuk

  Oke sob cukup tiga bentuk dulu entar kalau ada yang baru kita sambung lagi. Happy blogger

Rabu, 26 Juni 2013

RODA ASMARA

Untuk fans beratku yang selalu tersenyum di sana,
apa kabarmu di sana pasti baik-baik aja bukan,


Aku malu untuk mengatakan ini tapi aku ingin jujur.
aku rindu dengan mu, tawa mu, senyum mu, tingkah mu, dan semua aktivitas mu.
Kesetiaan akan kasih mu yang selalu ku kenang, motivasi mu yang selalu terniang.


Untuk fans berat ku yang selalu tersenyum di sana terima lah rasa ini dalam mimpi mu,
hingga kau terbangun dan memanggil nama ku.
kau adalah bidadari yang ku anggap selalu menemani hidupku, hari-hari ku menggapai lelahku, motivasi untuk berkarya, mencinta dan di cinta.
biarpun suatu saat kau tidak bersama ku.
aku hanya bisa melamun dalam gubuk kecil ini mengenang,
dan selalu mengingat akan kehadiran mu dan pertemuan itu hingga saat ini.


Untuk fans berat ku yang selalu tersenyum,
umah kucak
terimalah kata hati ini, I MISS YOU,

salam rindu untuk mu Hary Arijoba

Senin, 25 Februari 2013

Sawahku Harttaku Part II


 



Beberapa bulan kemudian secara bersamaan padi akan tumbuh secara serentak penumbuhan benih-benih kecil kini menjadi dewasa dan berbuah saatnya aktivitas masyarakat kembali ke seputaran sawah yaitu sebagai berikut:

Para masyarakat akan membangun benteng pertahanan di seputaran sawah mereka atau gubuk-gubuk kecil (pemantaren) untuk tempat berteduh mereka dengan lawan utama mereka para penjarah-penjarah padi yaitu tikus, ular, keong emas, belut perusak batas sawah, burung pipit pemakan padi, atau sejenis hama-hama lainnya. aktivitas ini sering disebut dengan (Miyo). Senjata utama mereka adalah sebuah bendera pengusir sejenis samapore dalam pramuka, kincir angin yang berbunyi, dan orang-orangan sawah (tetakut).
Proses ini cukup lama sampai padi siap untuk di panen, pemotongan padi ini atau panen padi (munoling) juga dilakukan secara berkelompok (manganlo) bergantian antara sawah satu dengan sawah keluarga lainnya. Alat yang di gunakan adalah babatan padi (sedep), sejenis golok tapi berbentuk melengkung memang di khususkan untuk pemotongan padi.
Setelah pemotongan padi ini selesai sekarang pengangkatan padi ke tempat yang telah di sediakan tempat ini sering di sebut dengan (seladang), aktivitas pengangkatan padi ini di sebut dengan (menuh). Proses pencabutan buah padi ini di kerjakan secara bersama-sama di seladang yang telah di sediakan sebelumnya pemisahan buah padi dari batangnya di sebut dengan (mujaik) yaitu di lakukan dengan menggunakan tenaga kaki secara berkelompok, hasil yang di peroleh di bagi-bagikan kepada wanita atau beberu gayo yang memisahkan padi yang kosong dengan padi yang berisi menggunakan (Niyu) atau sejenis keranjamg buatan tapi berbentuk lebar tidak berbentuk bulat tapi lonjong seperi telur yang terbelah. Di sinilah seni persawahan ini di rasakan ada masing-masing bekerja sambil bercerita tanpa ada rasa lelah karena laki-laki siap dengan kopi serta cerutunya begitu juga wanita siap dengan gosipnya masing-masing kadang-kadang timbul suara yang menggema dari masing-masing kelompok dengan teriak kan (ahoyy wiww). Semangat mereka kembali seperti semula.
Pemisahan padi kosong dengan padi yang berisi menggunakan tenaga angin atau disebut dengan (nangin), yang mana padi yang berisi jatuh terdekat di seputarannya adalah yang berisi sedangkan yang kosong akan jatuh jauh dari pemiliknya. cerdas bukan bayangkan kalau kita pilih satu-satu bisa mumet kepala, dan bisa tepelekok tu tangan. Selanjutnya hasil yang di peroleh di masukaan kedalam goni-goni kecil yang siap di antar ke lubuk padi (keben) tempat penyimpanan padi di seputaran desa, secara bersamaan aktivitas ini di sebut dengan (Nunyuh).
Pengolahan padi menjadi beras, proses pertama adalah penjemuran padi di rentangkan di seputaran lapangan besar yang kadang-kadang di ratakan atau di bolak-balik padinya menggunakan tangan (tempik). Selesai penjemuran ini maka di kembalikan kembali ke goni-goni kecil yang akan di bawa untuk pengolahan padi menjadi beras di tempat pengolahannya (ngakut). Tempat pengolahan padi menjadi beras sering di sebut dengan (Roda) yaitu alat atau mesin yang menggunakan tenaga air. Nah kini beras siap untuk disajikan, dengan lahapan yang sederhana dan hasil yang memuaskan beras baru (oros ayu).
Itulah sedikit bayangan pengolahan padi menjadi beras di seputaran Gayo Aceh Tengah terjadinya persatuan dan kesatuan terjalin akibat dari aktivitas masyarakatnya sendiri. Padi ku harta ku, sawah ku negeri ku, masyarakatku sahabatku terima kasih assalamualaikum Wr.Wb.
Sumber : ibunda Asmara murni Inen Niza, Ayahanda Hidayat Syah B.A aman Niza, almarhumah Hasnah nenek tercinta.
Penulis : Hary Arijoba.