Kemaren sempat
mengelilingi postingan-postingan kawan lama yang membuatku rindu dengan
menulis. Assalamualaikum, Wr.Wb. ada beberapa hal yang ingin saya ceritakan
disini sebatas penelaah hati pengisi catatan kertas putih yang kosong.
Kawan-kawan tau ngga
dengan yang namanya ikatan persaudaran yang bersatu dalam rumpunan masyarakat
desa, di samping menurut saya hebat juga bisa di jadikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu pada saat penanaman padi di tempat saya berada saat ini. Ada
beberapa hal persatuan yang terjalin pada saat penanaman padi ini. Saya sedikit
bercerita tentang tata cara penanaman padi di sini sekalian memperkenalkan nama
atau julukan pada saat pase-pase penanaman padi di tempat kami berada yaitu
GAYO Aceh Tengah, berikut ini penjelasannya:
Penanaman padi di sawah
lebih memperkerjakan penanaman secara berkelompok, artinya berkelompok di sini
kebanyakan di lakukan antar masyarakat yang sering di sebut dengan bergotong
royong dalam bahasa kami, kami mengatakan (mango lo) atau kebanyakan mengatakan
(mangan lo). Awal mula penanaman padi ini yang lebih diutamakan adalah pada
saat penetapan tanggal, atau saat yang tepat dimana sekerumunan masyarakat
melakukan penanaman padi secara serentak yang di pimpin oleh pawang padi/ahlinya
padi atau sering di sebut dengan (kejurun belang). Pada penetapan tanggal ini
sekelompok kepala desa berkumpul di salah satu kantor camat mendengar keputusan
penetapan tanggal, dari kejurun belang yang di tunjuk mampu melakukan dan
menerawang apa yang akan terjadi kelak dalam penanaman padi di sawah tahun ini.
Setelah itu masing-masing kepala desa memberikan informasi kepada masyarakatnya
dengan cara mengumumkan pada Toa atau pengeras suara menasah kampung kapan akan
dimulainya penanaman padi ini, zaman dahulu hanya menggunakan beduk menasah,
atau memberi tahukan kepada masing-masing kepala keluarga pada saat shalat
berjamaah di menasah atau masjid sekitar daerah.
Ketika waktu yang di
tetapkan ini telah tiba kini masyarakat kebnyakan beraktivitas di tengah-tengah
sawah yang bermula pada pengembangan benih (nyeme) biasanya proses pengembangan
ini berlangsung sebulan menurut prediksi saya. Selanjutnya setelah benih-benih
ini di tanam penggemuran tanah menggunakan kuda atau tenaga manusia yang sering
di kerjakan secara berkelompok dan saling membantu atau di sebut dengan (melah)
pencangkulan menggunakan tenaga manusia ini mempunyai seni kebersamaan dan
semangat bergotong royong besar dalam penggemuran tanah ini menggunakan cangkul
yang masing-masing orang menyangkul secara bergantian dan seragam secara atau
dikatakan dengan (cakgrup).
Penggemuran tanah kedua
(endue) proses penggemuran sama halnya dengan melah cuman perbedaannya ada
pasokan air yang di tambah dalam persawahan. Selanjutnya (merjak) atau
pemadatan tanah yang bergumpal yang sering di gunakan dengan kerbau yang berkerumunan,
perataan tanah pun di ikut sertakan dalam merjak ini atau di sebut dengan
(nyerde). Pembuatan batas sawah dengan menempelkan tanah di pinggir-pinggir
batas sawah (matal) kegunaannya adalah untuk menampung air pada lingkungan
sawah yang akan di tanami padi serta untuk memberikan batas sawah antara sawah
satu dengan sawah lainnya.
Penanaman benih padi
yang sebelumnya di kembangkan (Nomang) kini di sebarkan pada sawah atau lahan
yang sudah siap di tanami aktivitas ini juga sering di kerjakan secara
berkelompok antara satu keluarga dengan keluarga yang lain dan mayoritasnya
kebanyakan di kerjakan oleh para wanita di desa (beberu gayo). Setelah beberapa
hari sesudah selesainya proses nomang ini kini selanjutnya pengambilan
rumput-rumput kecil, atau lumut-lumut di seputaran sawah aktivitas ini sering
di katakan dengan (Melamut) dan juga di kerjakan secara bergotong royong. Tak
layak jika menanam tumbuhan tanpa menggunakan pupuk selesai melamut ini baru di
lakukan pemupukan padi yaitu kebanyakan menggunakan pupuk OREA “maaf bukan
promosi tapi memang sebutan pupuknya seperti itu”. Selesai pemupukan ini para
laki-laki secara keseluruhan akan melakukan ronda malam di seputaran sawah
yaitu untuk menjaga air agar tetap tersedia di persawahan mereka (jege waih).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar