cerita ini hanya piktif belaka yang saya ambil dari sebuah tari kesenian gayo yang zaman saya masih kecil pernah saya ikuti dalam acara penjemputan tamu istimewa. Jadi salah satu dari pelatih kami yaitu bapak Yunadi ingin membuat sebuah cerita di dalam tari ini nah ceritanya seperti ini.
Seorang Raja dengan penasehatnya serta prajurit-prajuritnya datang menuju Istana, sebelum mereka memasuki Istana ada beberapa dayang-dayang dari kerajaan menyambut mereka dengan tarian, kemudian anak gajah datang dan ikut menari bersama dayang-dayang kerajaan sembari mendengar dentangan gendang yang berbunyi. seketika induk gajah yang mempunyai telinga yang besar datang dengan badan tegapnya. Sang anak gajah serta dayang-dayang berhenti menari, Induk Gajah terbangun dari tidurnya seakan dia marah serta mengadili Raja dan timbul beberapa pertanyaan pada tatapan matanya, Siapa kalian? Kenapa kalian berani datang ke Tanah Saya? Apa tujuan kalian?.
Raja membusungkan badannya dan menjawab semua pertanyaan sang Induk Gajah, seolah sang Raja menjawab kami kemari bermaksud baik tidak ada niat untuk mengusik. Induk Gajah menghampiri sang anak dan menyuruh mereka kembali menari bersama dayang-dayang. kemudian sang induk Gajah menundukkan kepala pada sang Raja, seakan Raja menaiki pundaknya dan di antar ke istana kerajaan dengan hormat. induk gajah bersama anak dan dayang-dayang menyambut kedatangan Raja dengan Hormatnya. dan meninggalkan sehelai kain yang sangat di sayangi induk Gajah dan Tidur kembali.
Terbentuknya sebuah seni tari itu berdasarkan cerita, jadi ketika kita menari ada cerita yang terkandung di dalamnya, menurut saya bapak yunadi itu benar biarpun kita memodifikasi sebuah tari buatlah cerita di dalamnya. seperti yang saya contohkan dia atas itu adalah sebuah modifikasi tarian Tari Guel yang kami buat dulu semasa saya masih sekolah tingkat SMP.
Kenapa saya mebuat postingan ini alasannya zaman kita sekarang banyak saya rasa penari yang hanya menari dan memodifikasi tapi tidak tau cerita dalam tarian kemana. Karena tarian itu mempunyai dasar-dasar tertentu bukan hanya asal di buat, begitu menurut pendapat bapak Yunadi tetangga saya. sebelumnya saya minta maaf kalau cerita saya ini salah. pendapat semua orang itu berbeda-beda. Pemahaman saya ini berdasarkan seorang penari tahun 70 an yang saya kenal sebelumnya.
Azhari (Bujang Gelana) |
Alpian |
Afrizan Sardi |
Wah baru tau nih aku ceritanya, jadi pengen nari lagi nih Ri baca tulisanmu, tapi kami nggak pernah kesampean untuk tari guel. Cuma Resam berume ama putri bensu aja :D
BalasHapuswah ada master penari juga nich, jadi segan lah hahaha.ntar kita buat grup tari guel dan kalau chi mau, chu salah satu versonilnya, sekalian membangun dan meningkatkan kesenian Gayo.. keyy, thanks you, (kapan ya).
BalasHapusbeuh udah kaku sekarang Ri, lagian udah nggak sepede dulu saia, hehehe...
BalasHapusri, meluruskan, ini bukan bukan cerita fiktip yang seperti kamu tuliskan di atas tapi sebentuk legenda yang hampir mendekati myte...maksudnya kejadian empo dulu belum benar kejadianna tapi sanga melekat di hati masyarakat. beda dengan fiktif kalo fiktif hanya hayalan...
BalasHapussatu lagi ri ke anehan koleksi fhotonya, master of refa'i nya gak ada...
BalasHapuschi: ntar bisa ikutan atau jadi pelatih,yang penting ada dasarnya,ok
BalasHapusbayaqu: terima kasih atas sarannya, untuk pembalasannya no coment pak, soalnya terlalu panjang untuk kita bahas.. heheheh